MAKALAH
AGAMA
ISLAM II
IBADAH
Dosen
Pengampu : Drs.HM.SULARNO,MA
Disusun
Oleh : Indah Purnama Sari (11311570)
JURUSAN
MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
TAHUN
AJARAN 2011/2012
BAB
I
PENDAHULUAN
Manusia pada hakekatnya
adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah menjadi khalifah atau pengatur di
bumi Allah ini. Banyak sekali kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia
kepada Allah salah satunya adalah dengan beribadah hanya pada Allah . Beribadah
sendiri merupakan amalan-amalan baik yang dilakukan seorang hamba allah demi
mendapatkan ridho dari Allah yang sesuai dengan syariah-syariah Islam.
Syariah
dan ibadah ini merupakan 2 hal yang saling berkaitan. Syariah adalah mengatur hidup manusia sebagai individu, yaitu
hamba Allah yang harus taat, tunduk, dan patuh kepada Allah. Ketaatan,
ketundukkan, dan kepatuhan kepada Allah, dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan
ibadah yang tata caranya diatur sedemikian rupa oleh syariah Islam. Banyak
diantara kita yang belum mengetahui atau belum memahami definisi dan apa saja
yang diatur oleh syariah, sehingga sering diabaikan terutama yang berkaitan
dengan ibadah.
Tujuan dari pembuatan
makalah ni adalah untuk membahas lebih jauh mengenai apa itu ibadah, apa
pentingnya ibadah untuk umat islam, mengetahui hadis-hadis mengenai ibadah ,
apa sajakah macam-macam ibadah yang ada dalam Islam dan bagaimana cara
mengimplementasikannya di kehidupan kita sehari-hari.
BAB
II
ISI
A.
Pengertian Ibadah
Ibadah secara bahasa
(etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’
(terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya
satu. Definisi itu antara lain adalah:
1. Ibadah adalah taat
kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah
merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling
tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan
yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik
berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang batin.
Ibadah terbagi menjadi
ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap),
mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah
(takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih,
tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah
qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah
ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam
ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan.
Ibadah inilah yang menjadi
tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman:
“Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki
rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi
makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai
kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat : 56-58]
Allah Azza wa Jalla
memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka
melaksanakan ibadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Dan Allah Mahakaya, tidak
membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya, karena
ketergantungan mereka kepada Allah, maka barangsiapa yang menolak beribadah
kepada Allah, ia adalah sombong. Siapa yang beribadah kepada-Nya tetapi dengan
selain apa yang disyari’atkan-Nya, maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dan
barangsiapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan apa yang disyari’atkan-Nya,
maka ia adalah mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah).
B. Ruang Lingkup ibadah
Ruang lingkup ibadah
terbagi dalam dua kategori ,yakni :
1. Ibadah Khusus atau Ibadah Mahdlah.
Ibadah
khusus artinya ibadah yang macam dan cara pelaksanaannya ditentukan oleh syara’
ditentukan oleh Allah dan Nabi Muhammad SAW) yang bersifat tetap dan mutlak.
Yaitu ibadah yang
pelaksanaannya telah dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad saw, seperti
shalat, puasa. haji.Dalam ibadah seperti ini seorang muslim tidak boleh
mengurangi atau menambah-nambah dari apa saja yang telah diperintahkan Allah
dan dicontohkan oleh Rasulullah.Oleh karena itu, melaksanakan peribadatan yang
bersifat khusus ini harus mengikuti contoh rasul yang diperbolehkan melalui
ketentuan yang dimuat dalam hadits-hadits shahih. Satu kaidah yang amat penting
dalam pelaksanaan ibadah ini adalah “semua haram, kecuali yang diperintahkan
Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah.”Pekerjaan
–pekerjaan di luar ketentuan-ketentuan itu dianggap tidak sah atau batal atau
dikenal dengan istilah bid’ah.
2.
Ibadah umum atau
ibadah Mu’amalah.
Ibadah
umum, artinya ibadah yang mencakup segala aspek kehidupan dalam rangka mencari
keridaan Allah. Unsur terpenting agar semua aktivitas yang kita lakukan menjadi
ibadah adalah dengan “niat” yang ikhlas untuk memenuhi tuntunan agama dengan
menempuh jalan yang halal dan menjauhi jalan yang haram.
Yaitu bentuk peribadatan
yang bersifat umum dan pelaksanaannya tidak seluruhnya diberikan contoh
langsung dari Nabi SAW. Beliau hanya meletakkan prinsip-prinsip dasar,
sedangkan pengembangannya diserahkan kepada kemampuan dan daya jangkau pikiran
umat. Kaidah umum menyebutkan “ Semua boleh dilakukan, kecuali yang
dilarang Allah dan Rasul-Nya.” Ibadah umum
mencakup aturan-aturan keperdataan, seperti hubungan yang menyangkut ekonomi,
bisnis, jual-beli, utang-piutang, perbankan, perkawinan, pewarisan, dan
sebagainya. Juga aturan publik, seperti pidana,tata negara, dan lain-lain.
3. Prinsip-prinsip Ibadah
Ibadah
selalu mengandung hikmah yang memberikan gambaran hidup manusia agar lebih
nyata, dan manusia harus memahami memang kodrat seorang hamba adalah menyembah
dan melakukan seluruh hidup untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah, Tuhan
yang memang patut untuk kita sembah. Prinsip-prinsip Ibadah adalah seperti
berikut.
1. Yang berhak disembah hanyalah Allah
2. Ibadah Tanpa perantara
3. Ikhlas adalah sendi ibadah yang akan diterima
4. Ibadah harus sesuai dengan tuntunan syar’i
5. Menjaga keseimbangan dalam unsur rohani dan
jasmani
6. Mudah dan Meringankan
Dalam
Ibadah, hanya Allah yang berhak kita sembah . karena Allah yang telah
menciptakan langit , bumi dan seluruh semesta alam beserta seluruh isinya
termasuk kita manusia sebagai hamba Allah. Maka merugilah bagi orang yang
menyembah Tuhan selain Allah. Sesungguhnya Allah adalah Tuhan pencipta semesta
alam . Sedangkan Ibadah sendiri merupakan bentuk perwujudan terimakasih seorang
hamba kepada Tuannya yang telah memberikan kehidupan .
Tidak ada perantara atau perwakilan dalam beribadah .
Karena itu merupakan kontak langsung seorang hamba terhadap Tuhannya . Sangat
lucu apabila dalam ibadah dapat diwakilkan , karena kita sebagai individu yang
sadar akan kebesaran yang diberikan Allah harusnya sadar betapa agungnya
kebesaran yang diberikan allah untuk semua umatnya. Tidak mengenal drajat orang
itu dimuka bumi, ataukah pejabat, fakir miskin, semua orang dimata allah sama,
yang membedakan hanyalah amal dan perbuatannya.
Ikhlas adalah niat hati yang murni hanya untuk memperoleh
keridaan Allah semata. Ibadah yang disertai dengan hati yang ikhlas sajalah
yang akan diterima sebagai pengabdian kepada Allah,sebab hakikat ibadah bukan
bentuk pekerjaan lahiriyah,teapi terletak pada hati nurani masing-masing
individu . Dan semua penilaian semua ada pada Allah , akankah amal ibadah yang
telah kita lakukan dapat diterima Allah atau tidak.
Ibadah itu sendiri memang ada ketentuannya dalam agama,
yang sudah diatur sedemikian rupa, tapi pada jaman saat ini , ada juga umat
manusia yang dalam melaksanakan ibadahnya menyeleweng terhadapp
ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Nabi salat menghadap
kiblat,berdiri,rukuk,sujud,membaca,dikerjakan lima waktu sehari semalam, dan
sebagaimana yang harus diikuti,tidak boleh diganti dengan cara lain sesuka hati
kita sebagai manusia. Segala sesuatu merupakan ajaran yang tetap, yang dalam
bidang aqidah,akhlak,ibadah khusus, tidak mengalami perubahan dan perkembanagan
pemahaman atau pengurangan dan bukan hak manusia untuk mengaturnya.
Pelaksanaan ibadah dalam islam tidak boleh sampai
mengabaikan kewajiban yang berhubungan dengan jasmaniah dan duniawi. Manusia
perlu bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Namun yang harus diperhatikan
adalah jangan sampai urusan-urusan duniawi membuat manusia lalai akan
kewajibannya kepada Allah untuk beribadah. Karena biar bagaimanapun Allah
memiliki hak untuk disembah .
Tidak ada yang memberatkan dalam ibadah. Allah tidak akan
menguji umatnya melebihi batas kemampuan umatnya . Kalau hanya sekedar
beribadah, itu memang sudah kewajiban manusia, dan tidak ada hal yang
memberatkan dalam beribadah kepada Allah SWT.
BAB
III
ANALISIS
Pada
jaman sekarang ini saat jaman globalisasi dimana semua serba berkembang ,
sangat banyak godaan bagi manusia dalam hal menjalankan ibadah kepada Allah .
Tekhnologi dapat membantu manusia dalam kebenaran , atau dapat menjerumuskan
kita pada kesesatan yang nyata .
Banyak
sekarang kaum muslimin yang sedikitnya lebih mementingkan bermain handphone
daripada melaksanakan ibadah, dalam ini sholat , saat adzan sudah berkumandang
. Konsentrasi manusia saat ini kebanyakan lebih banyak presentasenya dalam hal
duniawi daripada rohani .
Sebaiknya
kita dapat menyikapi hal tersebut dengan tindakan ekstrim. Kadang manusia akan
takut pada saat digertak, dan kita ketahui, dalam ibadah wajib jika kita tidak
melakukannya maka kita akan mendapatkan dosa , dan itu bisa dijadikan alasan
kita untuk takut pada Allah dan nantinya akan melakukan Ibadah .
Tapi
hal seperti itu tidak benar , kita harus dapat mengngat kembali jauh dari diri
kita , siapa kita ini, diciptakan oleh siapa kita ini. Kenapa kita tidak
mengucapkan syukur yang banyak kepada sang pencipta yang telah memberikan
nikmat yang luar biasa . Yang memberikan kita rezeki, kekuatan, keindahan, dan
kedamaian di muka bumi ini. Sudah sepantasnya kita selalu memuja dan memuji
Allah dengan mengabdi kepada-Nya dan salah satu caranya adalah beribadah dengan
ikhlas kepada Allah SWT hanya untuk mendapatkan rido dari allah semata.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian singkat di atas, kita dapat mengetahui
sangat penting arti ibadah untuk manusia terutama kaum muslimin. Allah adalah
Dzat yang wajib untuk kita sembah . Salah satu caranya adalah dengan beribadah
sevara ssungguh-sungguh dan berkelanjutan sampai akhir hayat menjemput. Karena
manusia sebagai hamba yang lemah tidak dapat luput dari sang penciptanya.
Allah memiliki hak untuk itu, dan kita harus
menyerahkan seluruh hidup kita untuk senantiasa mengabdi kepada Allah . Namun
kita harus memikirkan juga keadaan jasmani kita, tidak melulu hanya memikirkan
ibadah, tapi sosialisasi dan hidup di dunia terlupakan hanya karena kita
terus-terusan beribadah kepada Allah. Porsinya harus bisa imbang antara kewajiban
kita terhadap Allah (Habluminallah) dan kepada masyarakat (Habluminannas ).
Adapaun kewajiban kita untuk berdibadah tidaklah berat
. Kita mausia harus bisa melakukan apa saja selagi mampu . Tidak ada yang tidak
mungkin jika kita mau mengupayakannya . Beribadahlan kepada Allah karena allah
telah menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di bumi. Dan kita harus selalu
menjaga bumi Allah dengan sebaik-baiknya . Terus dengungkanlah nada-nada ibadah
di muka bumi ini , niscaya Allah akan menilai segala perbuatan baik bernilai
ibadah. Namun itu kembali lagi pada keikhlasan kita dalam melakukannya dan
kesungguhan dari dalam diri kita untuk senatiasa mengabdi dan beribadah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah mencintai para hamba-hambanya yang selalu
mengingat-Nya dan beribadah kepada-Nya . Semoga kita semua menjadi hamba-hamba
yang dicintai oleh Allah. Amin
Daftar
Pustaka
Tono,S,Sularno,M,dkk.1998.Ibadah dan
Akhlak dalam Islam.
Qardiawary Al,Y.1971.Ibadah dalam Islam.
Soerojo,dkk.2003.Menuju
Kemantapan Tauhid dengan ibadah dan Akhlaq Karimah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar